07 Juli 2010

coba coba

kunaon atuh blupblupblup teh jadi ngagaris kieu?

Lelaki Gimbal dan Cendolnya

Siang tadi berlangsung seperti hari hari sebelumnya,, saya dan teh dian (teman kerja saya) makan siang seperti biasa-dengan porsi aga banyak tentunya :P- di kajojo (tempat jualan ayam kampung di daerah asep berlian-prestisius sekali bukan namanya?ada bling bling berlian sagala rupa, heu). Setelah makan kami menyusuri pusat fashion Cicadas, sambil melihat lihat tren terbaru (wae),,akhirnya setelah lirik kanan kiri, menimbang nimbang dan berpikir, saya memutuskan untuk membeli...kaos kaki (meni penting..eits jangan salah kaos kaki selain penting untuk menjaga kaki agar tidak lecet, yang utamanya adalah untuk menutup aurat, hehe)..Tapi sebenernya disini saya bukan mau cerita mengenai gimana saya milih kaos kaki yang baik, mengenai apakah terjadi tawar menawar harga atau tidak, atau apakah mengenai ibu penjualnya ramah dan bersahabat atau tidak (tapi sebenernya sih kalo dipikir pikir lagi, ada untungnya juga kalo saya sahabatan ama si ibu penjual kaos kaki, mungkin nanti ke depannya saya ga perlu lagi beli kaos kaki, karena si ibu pasti menghujani saya dengan hadiah kaos kakinya-rupanya ada jenis hujan yang baru selain hujan cai :P)
Yah kembali ke inti cerita (jiga nu aya wae),,selesai makan dan shopping (halah, eta istilah :D),,tibalah saatnya kami menyebrang menuju kantor kembali (kantor kembali?bukannya kantor BBK?),, berhubung jalanan Cicadas cukup padat, biasanya butuh waktu sampai dengan 5 menit untuk menyebrang (hal ini juga yang kadang membuat orang orang kantor telat absen, dari yang mustinya pukul 7.30, bisa jadi baru pukul 7.30-7.35 tiba di tempat absen karena kesulitan nyebrang tadi,,nah kalo udah telat satu menit gini mendingan datang jam 8.59 aja sekalian, huh-naha jadi curcol?:P-tapi kalo inget ini amanah rakyat, maka janganlah kau berleha leha dalam bekerja wahai PNS ! :D)
Nah ketika kami menunggu waktu yang tepat untuk menyebrang (inget hei! saat untuk menyebrang dan saat untuk menikah tuh sama, yaitu disaat yang tepat, biar selamat :D), tiba tiba kami dikejutkan dengan kedatangan seorang lelaki berambut gimbal yang tampak sudah lama tidak dicuci, baju kotor, tanpa alas kaki dan membawa...................................................................2 plastik cendol-ya cendol, bukan sejenis clurit yang dulu dibawa oleh lelaki berpenampakan sama yang juga mencegat saya, saras dan neti di daerah dago (inget cerita Lenka-dijamin isinya ga nyambung kan?) - laki laki itu tiba tiba berkata "Mau?" sambil menawarkan cendolnya (FYI, cendol yang diplastik satunya sudah hampir habis, jadi dia menawarkan cendol yang masih utuh kepada saya--ooh meni bageur :P)..Nah karena kaget, spontan saya berkata "Innalillahi wa inna ilaihi rojiun" (saya ga tau ini latah atau bukan, tapi seringkali kalo kaget saya akan berkata demikian). Dan ternyata mungkin ini ekspresi kaget yang salah dihadapan lelaki gimbal itu (saya sengaja ga mau bilang dia orang gila, karena mungkin dia memang tidak gila, hanya saja penampakan luarnya tampak "berbeda" dengan orang kebanyakan, dan wallahualam, mungkin dia lebih waras daripada kita kita :). Mendengar saya berkata demikian, dia langsung berkata "Emang siapa yang meninggal?""kenapa ngomong kaya gitu?"..trus saya bilang, "Iya Pak, maap saya tadi kaget" (lagi lagi saya bilang Bapak dan minta maaf pada orang yang jelas jelas bukan bapak saya ataupun bos saya,,hehe). Lalu dia bertanya lagi, "Kamu muslim bukan?" (halah, keislaman saya pun dipertanyakan?duh Gusti...saya tidak melihat siapa yang bertanya, tapi rasanya pertanyaan seperti ini menohok hati saya),,sambil berdoa dalam hati semoga Allah Yang Maha Kuasa meridhoi saya dan semoga keislaman saya tidak hanya tampak di luarnya saja, saya jawab, "Iya Pak, saya muslim." (dengan ini saya kembali berniat untuk membenahi semua sendi kehidupan saya dan berusaha agar lebih baik lagi di mata-Mu ya Allah).lalu laki laki gimbal itu kembali menawarkan cendolnya, (kenapa dia nawarin cendolnya ke saya? Bukan ke teh dian?apakah karena saya terlihat kehausan?atau karena baju saya aga kehijauan?atau mungkin muka saya segar seperti cendol?:P) kemudian saya jawab dengan sopan (padahal pas jawab saya ga pake dasi looh, tapi masih bisa sopan :P), "Oh ngga Pak, terimakasih"..dan akhirnya dia pergi begitu saja....
Fiuhhh..perasaan rasanya campur aduk, antara takut, pengen ketawa, kaget, inget kejadian di dago dulu, lemes, tapi ada yang beda,,saya merasa diingatkan lagi..Alhamdulillah :)
memang pelajaran tuh ga selalu bisa diambil dari orang yang katanya waras,,tapi bisa juga dari orang yang mungkin kata orang orang "sedikit terganggu"
Wallahualam bishowab